Jumat, 11 Maret 2011

Komnas HAM Minta SBY Buka Dialog Soal Papua

   

Menurut anggota Komnas HAM Ridha Saleh, desakan itu penting karena beberapa pekan belakangan tuntutan masyarakat Papua terhadap pemerintah pusat makin tinggi, seperti permintaan referendum

"Presiden harus mengambil langkah konkret, seperti menuntun masyarakat sipil untuk berdialog, kuncinya ada pada Presiden," kata anggota Komnas HAM, Ridha Saleh, di kantornya, Jumat (4/2/2011).

Dialog harus segera dilakukan dalam waktu dekat ini karena momennya sangat tepat. "Januari ada tiga kali aksi yang dimotori oleh tokoh-tokoh adat melalui MRP (Majelis Rakyat Papua) yang mengembalikan otsus (otonomi khusus) dan meminta referendum," ujar Ridha menegaskan.

Menurut dia, Presiden harus sensitif terhadap masalah tersebut. Ridha tidak ingin masalah Papua terus mengemuka ke dunia internasional.

Terkait hal itu, Ridha mengaku sudah mendengar bahwa Presiden sudah menugaskan utusan khusus pemerintah pusat ke Papua untuk menggagas dialog, yakni Mayjen (Purn) Bambang Darmono dan Farid Husein. "Tugas dua orang utusan khusus ini harus diperjelas," katanya. Sejak diutus pada Desember 2010, belum ada hasil signifikan.

Dialog baru yang harus dibuka pemerintah adalah dialog pada tiga level masyarakat Papua, yakni membuka komunikasi dengan kelompok Organisasi Papua Merdeka, komunitas masyarakat sipil, dan blok-blok politik Papua. "Perlu didesain dialog dengan tiga level itu," katanya.

Utusan khusus pemerintah pusat ini harus mendorong konsolidasi di Papua. Setelah ada utusan khusus itu, berbagai elemen di Papua akan mengonsolidasikan diri dan mengirimkan wakilnya untuk berdialog dengan pemerintah pusat. Dialog itu, ujar Ridha, bisa membahas kekerasan yang beberapa kali terjadi di Papua, kemiskinan, dan masalah lain.

Ridha menambahkan, kasus Papua yang tidak tertangani dengan baik juga sangat merugikan Indonesia dalam pergaulan internasional. "Bagaimana Indonesia bisa berdiplomasi kalau fakta di lapangan tidak sesuai dengan apa yang disampaikan, di Puncak Jaya terus menerus ada kekerasan, kelaparan ada terus terjadi di Yahukimo. Indonesia akan sulit," katanya